8.28.2016

Exploring Bangka

Berenang di pantai adalah salah satu top list gue selama liburan gue di Indonesia. Thanks to om Cipto, a friend of my papa, for making this trip happen. So, voila! Ini dia trip keluarga gue selama tiga hari di Bangka. 

Hari pertama gue diisi dengan wisata kuliner di kota Pangkal Pinang. Makanan khas Pangkal Pinang kebanyakan berbahan dasar ikan. Mulai dari mie, keripik sampai otak-otak gue cobain semuanya. Siangnya kami berkunjung ke klenteng. Karena mayoritas penduduk pulau Bangka keturunan tionghoa, makanya banyak sekali ditemukan klenteng-klenteng di sekitar kota. Sore harinya menikmati sunset di pantai dekat hotel, jalan-jalan di sekitar alun-alun, lalu berkunjung ke rumah om Cipto. Ah ya, om Cipto juga cerita minggu kemarin baru dibuka bioskop pertama di pulau Bangka. Jadi, hype nonton di bioskop lagi tinggi-tingginya disana.


Di hari kedua gue mengunjungi beberapa pantai-pantai eksotis di sekitar pulau Bangka. Ciri khas pantai di sekitar pulau Bangka adalah warna air lautnya yang hijau toska dan batu-batuan besar yang berjajar di pinggir pantai. Hal yang spesial di hari kedua adalah gue dan keluarga bisa sarapan ikan yang di bakar seadanya dari hasil buruan nelayan di pagi hari itu.

Sayang banget, terumbu karang di sekitar pantai pada mati karena efek penambangan timah. Kalo mau liat pemandangan bawah laut yang cantik kita harus naik boat dulu sedikit ke tengah laut.

Di hari ketiga gue mengunjungi danau Kaolin. Danau ini terbentuk dari bekas galian penambangan timah. Yang uniknya danau ini terdiri dari dua sisi yang terdiri dari dua warna yang berbeda. Sisi sebelah kiri airnya berwarna hijau toska dan sisi sebelah kanan berwarna biru langit. Konon katanya sih air di danau itu mengandung Kaolin, makanya warna airnya bisa beda-beda gitu.
Selanjutnya gue mengunjungi hutan palawan.  Keberadaan pohon palawan dan produksi madu pahit bikin hutan ini jadi objek wisata. Pohon palawan ini digunakan oleh penduduk setempat sebagai tiang penyangga tempat merambatnya tumbuhan lada yang banyak tumbuh di Bangka. Selain itu juga batang pohon Pelawan digunakan untuk kayu bakar. Karena lebah-lebah di hutan Palawan mengisap serbuk bunga pohon Palawan, jadi madu yang diproduksi lebah-lebah rasanya pahit. Dan itu yang bikin terkenal. Next destination is museum PN Timah. Yap, kepulau Bangka-Belitung sangat terkenal dengan hasil timahnya. Selama disana, sering banget gue ngeliat pemandangan di pedalaman-pedalaman gitu banyak bekas hasil galian timah yang ditinggal gitu aja dan ga diperbaiki ekosistem di daerah penggalian. Dan ternyata, ya pengerukan timah itu udah dilakukan dari jaman penjajahan dulu. Dan trip di pulau Bangka pun diakhiri dengan makan seafood dengan dessert martabak! Nyum!!!!

No comments:

Post a Comment